Perempuan:(Meradang)
Kamu bohong!
Kamu bilang suka mendengarku berpuisi
Suka membaca bait-bait yang kutulis
Tapi sekarang...kau berlagak tuli
Laki-laki:
Cukup..
Jangan kau teruskan
Percaya saja kebohonganku
Percaya saja aku membencimu
Karena aku cuma pengecut..yang tak mampu jujur
Tak mau berjuang..merebut hatimu
Perempuan:(Menangis)
Kamu mahluk ajaib yang Tuhan kirim buat aku
Suaramu...Tawamu...Desahmu...Amarahmu...
Adalah keajaiban itu
Keajaiban yang mengisi malamku
Lebih dari seratus dua puluh hari lalu
Bukan aku tak mau melihatmu..
Tapi ternyata Tuhan tak mengijinkan aku atau kau...
Saling bertatap dan bertemu
Cuma lewat angin dan udara malam saja...
Kau ada..
Laki-Laki:
Sudahlah..terlalu banyak serpih hati yang harus kurapikan
Karena sepi..setiap hening malam
Setiap hari berganti...
Sudahlah..Sudahi saja episodmu.Episod kemarin..dan akan datang
Terlalu banyak cemburu yang terlalu membuatku...letih
Bahkan mau mati..tandus..mulai retak
Sudahlah..
Untukmu, akan kuingat..babak demi babak yang pernah indah untukku
Bukan untukmu...
Cuma sandiwara dan panggung suara
Aku dan kamu...Ah sudahlah
Meski masih mengingatmu!
Amat sangat...
Perempuan:(Masih Menangis)
Pamulang, 11 Desember 2009
22:03 PM
Sebuah Percakapan
Diposting oleh
Mariana Ulfah
Jumat, 11 Desember 2009
Label: Hurt
0 komentar:
Posting Komentar