JENDELA USANG

Sabtu, Malam Minggu.

Namaku Ilalang.
Malam ini aku kembali membuka jendela usang.
Di kamarku yang pengap.
Jendela mahoni. Bercat coklat tua.
Dengan lubang dan keropos tua.
Jendela usang, menghadap sebuah gang.

Seorang gadis cantik melintas.
Wajahnya cerah. Bibirnya merekah, merah.
"Kenapa kau begitu bercahaya?Padahal malam ini bulan sedikit suram"
"Aku sedang jatuh cinta, wahai wanita di balik jendela usang."
"Indahkah jatuh cinta itu?"
"Tentu! Tidakkah kau lihat bibirku tersenyum?Langkahku merdu mengalun?dan puluhan kupu-kupu terbang mengiringiku?"
"Siapa orang yang mencintaimu itu?"
Gadis itu menempelkan ujung telunjuknya di bibir merahnya.
"Stt..jangan keras-keras. Aku yang jatuh cinta. Dia belum tentu mencintaiku. Tapi aku tetap bahagia. Kau pasti heran, wahai wanita kesepian di balik jendela usang."
"Ya. Aku kesepian. Aku juga ingin jatuh cinta sepertimu! Aku ingin bibirku tersenyum. Langkahku merdu mengalun. Dan puluhan kupu-kupu terbang mengitariku."
"Karena itu keluarlah! Carilah cinta.."

Selasa, Malam Rabu.

Aku Ilalang.
Entah kenapa aku diberi nama itu.
Masih terpaku di balik jendela usang. Menghadap sebuah gang.
Sumpek dengan deretan rumah kumuh.
Bau busuk sampah. Malam begitu hening.

Gadis itu melintas kembali.
Wajahnya tak lagi bercahaya. Bibirnya tak lagi merekah, merah.
Cuma pucat, agak kelam.
Gaunnya hitam, tercabik sedikit.
"Kenapa kau tak lagi bercahaya?"
"Kau lihat bekas air mata ini wahai wanita di balik jendela."
Aku mengangguk.
"Kau lihat langkahku tak lagi mengalun merdu?Tak ada satupun kupu-kupu mengiringiku."
Aku lagi-lagi mengangguk.
"Aku sakit hati. Aku tak lagi jatuh cinta. Dia menghianatiku, dia ternyata beranak istri."
"Wahai gadis cantik di depan jendela usangku, kenapa begitu cepat hatimu berubah?Kenapa kau mau tergoda tipu daya?Padahal kau tahu, belum tentu ia mencintaimu."

Gadis itu pulang. Ke sebuah kamar sempit di ujung gang.
Penuh luka dan gamang.
Wajahnya tak lagi bercahaya.

Aku Ilalang.
Wanita kesepian. Di balik jendela usang.
Malam ini aku tutup jendelaku. Angin sudah berhembus terlalu dingin.
Mataku berpaling.
Di tengah kamarku yang pengap, terbaring laki-laki.
Suamiku.
Yang kemarin pulang dengan bau tuak menyeruak.
Meracau..telah membodohi gadis lugu.
Membuatnya jatuh cinta dan terbuai rayuan.
Gadis cantik berbaju hitam sedikit tercabik.
Berbibir merah, tapi wajahnya sedikit kelam.



Pamulang, 12 Desember 2009

0 komentar:

Posting Komentar